Banda Aceh – Dalam upaya mengurangi angka penyebaran penyakit AIDS, Tuberculosis (TB), dan Malaria (ATM), pemerintah Gampong Mibo bersama dengan Puskesmas Banda Raya menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyakit ATM. Acara ini berlangsung pada Kamis (19/12) di Gedung Perpustakaan gampong Mibo, dihadiri oleh perangkat kader kesehatan dan warga masyarakat.
Acara dibuka oleh Penjabat (Pj) Keuchik Mibo, Safriandri, SH, yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi penyakit ATM. “Untuk menanggulangi penyakit ATM, diperlukan kerjasama lintas sektor, baik dari pemerintah maupun swasta. Program ATM bertujuan untuk mengakhiri epidemi dengan meningkatkan sumber daya pemerintah daerah dan partisipasi para pihak kunci,” ungkapnya.

Safriandri juga menekankan beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan, di antaranya merencanakan dan menganggarkan biaya untuk penanganan ATM, melakukan intervensi terhadap lingkungan hidup, serta memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber dari Puskesmas Banda Raya, yakni dr. Mutia Andesta Ulfa dan Ns. Melafilani, S.Kep, M.Keb, yang memberikan paparan mendalam mengenai strategi pencegahan dan penanggulangan penyakit ATM.
Pencegahan AIDS
dr. Mutia menjelaskan bahwa HIV/AIDS masih menjadi ancaman kesehatan global, termasuk di Indonesia. Ia menggarisbawahi pentingnya edukasi tentang perilaku berisiko, seperti penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan hubungan seksual tidak aman. “Masyarakat harus memahami bahwa pencegahan dimulai dari kesadaran diri. Pemakaian alat pelindung seperti kondom dan tidak berbagi jarum suntik adalah langkah awal yang penting,” ujarnya.
Penanganan Tuberculosis (TB)
Ns. Melafilani, S.Kep, M.Keb, menyampaikan bahwa TB adalah salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan penanganan dini. “Penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, demam, atau keringat malam. Deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa sekaligus memutus rantai penularan,” jelasnya.
Pengendalian Malaria
Terkait malaria, dr. Mutia menekankan perlunya intervensi lingkungan hidup, seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN), penggunaan kelambu, dan menjaga kebersihan lingkungan. “Upaya ini memerlukan peran aktif masyarakat untuk memastikan tidak ada genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Anopheles,” tambahnya.
Harapan Kolaborasi Lintas Sektor.
Melalui sosialisasi ini, pemerintah Gampong Mibo berharap masyarakat dapat menjadi agen perubahan dalam memutus mata rantai penyebaran penyakit ATM. “Kami percaya bahwa dengan sinergi lintas sektor, baik dari pemerintah, masyarakat, hingga pihak swasta, epidemi penyakit ATM dapat ditekan, bahkan diakhiri,” pungkas Safriandri.
Acara ini mendapatkan apresiasi dari peserta yang hadir. Salah seorang peserta mengaku merasa lebih paham tentang langkah pencegahan yang bisa dilakukan sehari-hari. “Semoga kegiatan seperti ini terus diadakan, karena masyarakat sangat memerlukan edukasi,” katanya.
Dukungan Berkelanjutan.
Dengan adanya program seperti ini, pemerintah daerah diharapkan dapat terus mendukung kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Langkah ini sejalan dengan target nasional untuk mengakhiri epidemi AIDS, TB, dan Malaria pada 2030 sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pemerintah dan masyarakat kini memiliki peran yang sama pentingnya: mencegah, melindungi, dan mengedukasi demi terciptanya lingkungan yang sehat dan bebas dari ancaman penyakit ATM.